Pages

Mari mempersiapkan kematian

Masih Lebih banyak berkomunikasi dengan diri sendiri. Hari ke-5 setelah kepergian Kakak kandung secara mendadak memunculkan momentum muhasabah pada diri sendiri.

Bisa saja sedetik di depan Saya dipanggil, atau orang-orang terdekat.  Wallohu'alam.

Bagaimana mempersiapkan diri menyambut kematian. Sebagaimana sahabat nabi,  Bilal yang menyambut kematian dengan kata 'marhaban'. Sahabat Nabi tidak merasa risau akan kematian karena yang dilakukan hanya mengharap ridho Alloh.

Bagaimana Saya yang ibadahnya masih dibawah rata-rata. Egoismenya masih menyala-nyala. Apa yang harus saya lakukan dalam menyambut kematian. Bagaimana tentang ambisi-ambisi dunia yang betul-betul fana setelah nyawa sudah tidak lagi dikandung badan. Bagaimana mimpi-mimpi duniawi akan ditinggalkan setelah ada mati.


Mengubah Faktor 0 yang menjadikan semua perhiasan dunia kita menjadi sia-sia menjadi faktor pengali bernilai 1. Niatkan semua mimpi dan pencapaian duniawi karena Alloh.

Ya alloh robbi..
Semoga Alloh mampukan memiliki ilmu yang bermanfaat,  rejeki yang baik dan amalan diterima. Semoga Alloh ridho dan memampukan husnul khotimah. 
Cacian dan pujian itu cuma sepanjang lidah, persiapkan diri untuk mati (ustad KhalId Basalamah) 

karena setiap Ibu Punya cerita.
:: Kuningan,  31 Januari 2017::

Game Level 1
Kelas: Bunda Sayang
Materi: Komunikasi Produktif
Durasi: 24 Januari – 11 Februari 2017

#hari8
#Tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kelasbunsayIIP

Mansu Kids

Tidak ada komentar:

Posting Komentar