Kelompok dua dari kelas Bunda Sayang #1 Bandung 2 terdiri dari : Nia Agustini, Ini Yulia Purnamasari, Nur elah, Michelle Ronida Karamoy. Pemaparannya lengkaaap, komplit banget dan banyak sumber referensinya. Saya merasa sedang kulwap memgenai fitrah seksualitas pada anak 😍.
Saya jadi bingung mau nge-riview apa, sudah paket komplit aja isi presentasinya. Eh tapi yang menarik menurut saya adalah saat ada pertanyaan dari teh Farah Fatihah
Apa pandangan teteh, jika anak usia 0-6 tahun diberi mainan atau bermain yang berlainan dengan gendernya.
Mengingat anak khan suka pengen aja pinjem mainan punya temannya.
Dan berikut jawaban dari teh Yulia sebagai perwakilan dari kelompok 2:
Saya setuju dengan jawaban teh Yulia. Buat saya yang sering melibatkan banyak hal kegiatan saya pada Idlan (laki-laki hampir 4tahun). Mengajak idlan membuat kue menjadi solusi untuk menyalurkan energi Idlan membantu melatih fokus idlan. Dan bermain dengan boneka bean (boneka yang mirip punya mr. Bean) saya jadikan sarana untuk menumbuhkan rasa caring. Dan semacam simulasi insyaallah ketika menjelang kelahiran adik-adiknya nanti.
Untuk solat Idlan sudah tau harus berada di shaf Ayah. Karena Alhamdulillah Ayahnya membiasakan ikut Ayah ketika solat berjamaah.
Nah fase usia 3-6 tahun ini adalah fase yang mengharuskan anak dekat dengan Ayah dan Ibu (Harry Santosa, 2016, Fitrah based education). Hal ini bertujuan agar anak memiliki keseimbangan emosional dan rasional serta dapat membedakan laki-laki dan perempuan secara fisik.
Menurut pandangan kami dan sharing dari artikel yg kami baca, memberikan mainan pada anak2 tdk harus menurut gendernya, karena akan mempengaruhi daya kognitif ke anak dan membatasi jangkauan keterampilan. Biarkan mereka memilih mau mainan apa. Akan tetapi, kita sebagai ortu tetap memberi pemahaman kepada anak sesuai gendernya.Kebetulan saya dan teh elah yg punya anak laki2 membolehkan anak laki2 kami bermain masak-masakan, banyak kan yaa chef profesional laki-laki. Ikut membantu ibu di dapur juga kan bisa melatih kemampuan motorik dan mengasah kemandirian anak yaa, jadi nggak harus anak perempuan aja yg masak-masakan di dapur 😊Walaupun kalau anak saya sih agak ditentang sama mertua karna laki-laki mainnya masak-masakan 😃
Saya setuju dengan jawaban teh Yulia. Buat saya yang sering melibatkan banyak hal kegiatan saya pada Idlan (laki-laki hampir 4tahun). Mengajak idlan membuat kue menjadi solusi untuk menyalurkan energi Idlan membantu melatih fokus idlan. Dan bermain dengan boneka bean (boneka yang mirip punya mr. Bean) saya jadikan sarana untuk menumbuhkan rasa caring. Dan semacam simulasi insyaallah ketika menjelang kelahiran adik-adiknya nanti.
Untuk solat Idlan sudah tau harus berada di shaf Ayah. Karena Alhamdulillah Ayahnya membiasakan ikut Ayah ketika solat berjamaah.
Nah fase usia 3-6 tahun ini adalah fase yang mengharuskan anak dekat dengan Ayah dan Ibu (Harry Santosa, 2016, Fitrah based education). Hal ini bertujuan agar anak memiliki keseimbangan emosional dan rasional serta dapat membedakan laki-laki dan perempuan secara fisik.
#kelasbundsayIIP
#level11
#fitrahseksualitas
#tantangan10hari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar