Pages

Mastitis : 'Drama' Menyusui bayi Kembar

Sudah lama ga posting...
Kali ini mau cerita lagi tentang episode menyusui bayi kembar lagi. Kalau postingan sebelumnya lebih ke cara menyusui bayi kembar.
Sekarang Ambu mau cerita ke 'drama' menyusui bayi kembar.

Ambu ga akan buka debat ASI vs Sufor. Setiap ibu pasti punya cara dan pilihan terbaik buat anaknya. Karena kondisi tiap keluarga itu berbeda. Untuk Ambu Sepakat dengan Ayahnya Anak-anak memberikan ASI selama dua tahun.

*masyaallah tabarakallah



Drama menyusui bayi kembar secara keseluruhan SAMA dengan yang dihadapi mamak-mamak menyusui pada umumnya. Cuma ya dramanya juga dobel dan riweuhnya juga ganda.

Mastitis
Terjadi pada Ibu yang meyusui. Mastitis adalah peradangan pada jaringan payudara. Mastitis bisa menyebabkan payudara membengkak dan terasa nyeri. Pembengkakan akibat adanya infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang masuk ke dalam payudara melalui luka kecil atau celah pada puting, termasuk mulut bayi. Atau juga bisa disebabkan dari saluran ASI yang tidak lancar.

Jika infeksi terus berlangsung, maka benjolan abses dapat semakin membesar dan terasa semakin nyeri.

8 September 2018
Tips Perawatan awal ketika merasa payudara membengkak.
Kompres dengan kol yang sudah disimpan di lemari pendingin. Bergantian kompres dengan air hangat. 

Kalau ini mastitis ringan, perlakuan ini cukup bisa menyamankan kembali dan melancarkan proses mengASIhi.

Untuk kasus Ambu sendiri kasus Mastitis menuju abses, qodarullah dokter Stella Tinia yang biasa jadi pilihan Ambu untuk konsultasi laktasi sedang tidak Ada jadwal praktek. Ambu sudah kesakitan dan akhirnya ke Rumah Sakit yang terkenal mahal dan paling dekat dari rumah. Karena hari sabtu cuma disana ada dokter Laktasi yang bertugas. 

Kondisinya memang cukup parah, Ambu ngerasain payudara yang penuh ASI tapi lubang cairan ASI tersumbat tidak bisa keluar. Bayi-bayi nangis, karena suply ASI cuma dari satu payudara saja, jangan dibayangkan! Beyb..ini masyaallah sakit banget. Lebih sakit dari sakit gigi 😥.

Untuk cek lebih lanjut ambu harus USG dan salah satu dokter Obgyn merujuk untuk dirawat selama minimal 3hari untuk secara intensif menyuntikan antibiotik ke tubuh Ambu. Pertimbangan Ambu selain biaya ya pasti kepikiran Anak-anak. Kalau bayi-bayi mau ikut ya tentu ruangannya harus yang vip.😥

Ambu akhirnya cari second opinion ke Obgyn lain. Ahirnya di obgyn yang kedua ini di kasih pilihan untuk rawat jalan dulu dan breastcare. 

Akhirnya Ambu langsung daftar untuk breast care. Dan Ambu makin kesakitan, karena sebetulnya permasalahan utama, infeksinya belum terselesaikan.

Pertolongan Allah datang lewat suster yang pijit Ambu itu, beliau mengkonsultasikan kondisi Ambu pada dokter Frecillia Regina, dokter anak yang juga konsultan laktasi. Dokter Frecillia memberikan resep antibiotik dan hari senin Ambu harus cek lagi ke dokter laktasi. Terimakasih dokter! ðŸ’–

Alhamdulillah, sakit agak berkurang. Dan sambil konsultasi ke dokter Stella via WhatsApp. Dan dengan kondisi saya saat itu, dokter Stella membolehkan saya menyusui bayi di payudara yang sakit.
Warning! Untuk bagian ini setiap kondisi berbeda. Kalau dirasa kualitas asi rusak berbau atau seperti nanah jangan diberikan kepada bayi. Khawatir dengan penyebaran bakteri ke tubuh bayi.

Dari sabtu menunggu hari senin (saat dokter Stella bertugas) adalah hari-hari yang terasaaa sangat  panjang. Dokter Stella menyarankan saya terus minum antibiotik dan ibu profen (untuk demam) dan kompres payudara serta menyusui bayi. Ambu inisiatif  selain kompres dengan kol dingin dan air hangat bergantian kompres dengan minyak Herbal Sinergi dari HPAI. Dan menguatkan mental untuk tetap menyusui dengan payudara yang sakit.

Iya menguatkan Mental! Dukungan Ayah ASI memang kerasa banget menguatkan. Karena masyaallah ini sakit banget. Ambu mulai dengan bayi kacang ijo yang tipe menghisapnya lembut. Dan diakhiri dengan bayi kacang merah yang menghisapnya kencaaaaaang kaya jetpump. 😅

Qodarullah payudara berangsur melunak dan tidak terlalu bengkak. Dan di hari minggu ada sumbatan dari puting yang ternyata menempel di bibir bayi kacang merah. Alhamdulillah.

Menyusui bayi-bayi kembar yang saat itu berusia menuju 6bulan memang butuh perjuangan. Dimana fase ini mereka sudah mulai ingin menyusu dengan gaya suka-suka. Ambu yang merasa ga pede dengan kuantitas ASI Minum suplement penambah ASI yang mengakibatkan debit ASI meningkat, Ditambah aliran Asi yang tersumbat gegara menyusui dengan posisi  suka-suka bayi. Kemudian Ada lecet diputing gegara Milk blister semakin membuat komplit drama menyusui bayi kembar ini.

Kali ini ambu sudah pasrah seandainya kondisi belum membaik, bismillah MPASI dini jadi pilihan kami untuk bayi kembar.

10 september 2018
Akhirnya saya konsultasi ke Dokter Stella.  Kebetulan hari senin dan beliau praktek di Klinik Duta Kartini.



Yes! Alhamdulillah setelah di cek langsung oleh dokter Stella, kondisi payudara membaik dan tentu saja saya tetap harus terus observasi kondisi payudara. Jadi, kelenjar di payudara yang teraba bergerinjil harus semakin sedikit gerinjilnya setiap hari. Harus menghabiskan sekian antibiotik dalam waktu beberapa lama. 

Alhamdulillah, pilihan yang paling baik menurut saya. Daripada saya harus di rawat. Dear dokter Stella, Jazakillah khoyron katsiron 💖.

Alhamdulillah bayi-bayi kembar tetap bisa MPASI di usia 180hari, 18 september 2018. Masyaallah tabarakallah.

Masyaallah semoga kesulitan ini nanti kelak akan bersaksi pada Allah untuk perjuangan Ambu memberikan yang menurut Ambu terbaik buat bayi-bayi kembar Ambu. Semoga kelak mereka jadi wanita solihah dan menjadi qurrota'ayun buat kami. Insyaallah.

Karena setiap Ibu punya cerita. Bagaimana ceritamu?

Bandung, 18 Januari 2019

Mansu Kids

Tidak ada komentar:

Posting Komentar